Brighter Than Sunshine Stories (Part 1)

Hey Monday!

How's your day so far? hope everything's good! :)

Bangun pagi kali ini diwarnai ketidak ikhlasan karena dipaksa nerima kenyataan bahwa,"Ini senin ya? OK! Tidur lagi yuuuk." Tapi mirisnya motorik ini lebih cerdas ketimbang omongan. Otak memerintahkan kaki gue buat melangkah bergegas ke kamar mandi, bersih-bersih, dan,"OK! Welcome office!" Well...udah sampe kantor aja gitu!

Udara Jakarta pagi ini berasa udah macam moment ramadan. Apalagi anak sekolah disini udah memasuki masa indah mereka yaitu libur-panjang-ke-Bali-Lombok-Bangka Belitung-Yogya-Budapest-Aussie-Yeah! (whatever you name it-lah! Kampret). Gue cukup berpikir positif dengan melangkahkan kaki ke mushola kantor pagi ini. Yaa..sekedar laporan ke Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang nggak kenal limit

Dhuha terlewati dengan salah raka'at! Gue mengerjakan Dhuha kali ini dengan 3 raka'at! (bagus! eh bego deh! Red). So gue mengulang-lah solat dengan mengingat ka'bah. Iya! Ka'bah. Tempat dimana gue selalu rindu dan tempat ini slalu jadi magnet buat semua umat muslim didunia. 

Adalah Mekkah, Saudi Arabia yang menjadi singgahnya Ka'bah. Tempat yang magis ini mengingatkan gue soal tujuan hidup. Dimana saat ngejar dunia-sampe-ngos-ngos-an-ga-abis-abis, hanya dengan berkunjung menghadap Ka'bah hati gue tenang. Instantly, hidup gue berasa cukup! (Inilah titik dimana gue bersyukur karena nikmat dan karunia-Nya itu tadi. Red)

Dan ritual Dhuha-pun selesai. Sepanjang perjalanan dari mushola ke kantor gue di lantai 3 adem banget. Hal itu dibuktikan dengan bibir gue yang senyum sumringah sepanjang jalan. (Kebayang kan kalo solat bisa ngerubah hal kusut jadi lebih teratur. Allah nggak asal gunting dan pangkas perasaan gue yang kusut saat bangun tidur. Just pray! simple thing!). Dan saat menunggu lift seraya senyum gue yang lebar, saat itupula gue sadar security kantor agak horor liat gue yang sok kecakepan senyum sendiri (bodo! Red).

Mmm...setelah gue tela'ah, gue mulai menyadari bahwa gue bukan satu-satunya orang yang diundang sama Allah buat dateng kerumah-Nya. Tapiii...balik lagi bahwa orang yang dikasih invitation-pun bukan orang sembarangan (sombong ceritanya. Red).

Seperti di posting-an gue sebelumnya bahwa untuk ke tanah suci bukan cuma sekedar perkara finansial semata. 13 hari waktu yang gue dedikasikan di Madinah+Mekkah+Jeddah buat menjalankan komunikasi veritkal gue. Orang tua yang merawat gue-pun ikut andil mendampingi dan mengajak gue untuk lebih dekat atas ciptaan-Nya. 

 Al-Fayroz Shatta Hotel, Medina menjadi tempat tinggal gue sementara selama disana. Hotel bintang 4 ini cukup bagus. Karena gue nggak butuh ngesot menuju masjid yang 1 kali solatan dilipat gandakan jadi 1000. Yes! Nabawi persis berada dibelakang hotel ini.

oh I missed something. Pertama dateng kenapa nggak lewat airport King Abdul Aziz di Jeddah? Jawabannya simple : Gue ikut tour jadi terima aja. Sekian.
Eh tapi jujur gue juga nggak tau nama airport di Madinah ini apa. Tempatnya tak seramai yang di Jeddah pastinya. Entah. Mungkin masih new comer.
Ini dia airport di Madinah yang entah namanya apa ;p

Selama di Madinah pula, gue selalu bertandang ke Food Market! Ritual ini nggak bakal gue lewatin. Alasan pertama, gue suka makan. Alasan ke-dua, gue punya duit. Dan alasan ke-tiga, suka-suka gue dong gue mau ngapain ( OK! Siramin aer! Red)

Well...well...well...chiki yang judulnya unik ini emang enak. Nggak terlalu asin. 1st impression liat nama chiki ini, gue ngerasa ada yang janggal. Bagaimana jika gue hendak membeli chiki ini namun dalam sekejap gue batal membelinya? Apa makanan dengan kemasan macam "lays" ini akan patah hatinya? (OK! Siramin kuah sayur! Red). 
Sempet mencoba varian vinegar dengan brand yang sama. Kusut! Gue tinggalin di hotel. Alasannya? "Lidah emang ga bisa bo'ong! Sumpee kaga enak. Asinnya kelewatan." Thats it!

Nah gue juga sempet berziarah disekitaran kawasan Madinah ini. Mulai dari kebun kurma (yang kebunnya nggak keliatan dimana-semacam kebon sih ini), Masjid Qiblatein (masjid dengan 2 arah kiblat), dan lainnya. Ini nih oleh-oleh hasil ziarahnya :
 Sebagai makhluk yang mencintai hadirnya teknologi, 
moment berfoto tentu tak boleh dilewatkan! :p
 Jangan tanya kenapa makanan ringan ini gue foto. Ya! Selain mencintai teknologi dengan kemunculan hp kamera (halahh. Red), gue juga cinta banget sama makanan. Roti ini beda sama Sari Roti di Jakarta (yakaliiii ween! Red). Sumprit! Rotinya enak :D

 Inilah lokasi ladang kebun kurma. Ditambah suhu udara Saudi yang agak panas-banget-sih, gue cuma keluar bentar trus duduk anteng lagi balik ke bis. Fyi, suhu disini mencapai 58 derajat. Ada alasan lain nggak yang bikin gue nggak menikmati kebun ini? OK! Next!
Masjid Qiblatain dengan kiblat 2 arah. Disini gue hanya menafsirkan bahwa hidup nggak selalu dalam 1 sisi. Pasti ada sisi lain yang bisa diambil hikmahnya. See? Sok menghayati banget kan gue? Tapi gue sadar sih setiap apapun dibuat pasti ada alasannya. God is GOOD!

Dan beberapa ziarah lain juga tak pernah luput dari urusan perut. Makan nggak perlu banyak. Cukup dikit-dikit (lama-lama jadi bukit. Red) ;p

 
Nah inilah pose bapak-ibu gue yang dengan mesranya di Jabal Rahmah. Inilah tempat dimana Adam-Hawa (sepasang kekasih. Red) berjumpa kembali setelah sekian lama (lebih kurang 100 tahun lebih deh kayanya) tak saling bersua dan mengudara. 


Unfortunetely, disini nggak sedikit orang yang menjadikan spot ini sebagai tempat "kepercayaan" akan enteng (dan abadinya) jodoh. Yes! Banyak yang "mengukir" nama mereka pake spidol-pensil-pulpen-dan-sejenisnya-lah-yah. Mungkin kalo Adam Hawa masih ada, mereka akan bilang,"Yaelahh nggak pake nyoret-nyoret juga kalee. Orang kita juga cuma ketemuan doang sih.."
Sementara gue cukup dengan berfoto sama nyokap. Berharap kelak bisa slalu inget kalo tempat ini jadi nilai historis. Soalnya kalo nggak ada Adam-Hawa, nggak ada kakek-nenek gue, nggak ada eyang-uti gue, nggak ada bokap nyokap gue, dan tentu gue nggak ada disitu. ok next! :p

Selama menghabiskan waktu diperjalanan, 
gue selalu berenti mencari kamar kecil (baca: Toilet) dan 
makanan kecil (Baca: Chiki, coklat, roti, dan lainnya. Agak banyak sih ya. bodo. Red)
Makanan ringan ini emang bener-bener ringan. Sekali raup langsung masuk perut. Entah porsinya yang kecil atau kadar dan radar perut gue yang menampung cukup besar. Entahlah. 

Perjalanan panjang ini nggak cuma berakhir di makanan kok.. Dan tentu masih banyak hal mengesankan soal pengalaman spiritual gue di Saudi Arabia. Part di Madinah ini baru sebagian kecil. For more, tungguin aja ceritanya yaak.... *Back to work* - ketauan pake PC kantor :p

X.O.X.O
-----------------------------







0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Twitter Updates

Meet The Author